Tuesday, April 5, 2011

Seri 2 Pelajaran Ibadah Praktis Najis dan Istinja

·


NAJIS DAN ISTINJA
Najis adalah sesuatu yang dianggap kotor oleh orang yang memiliki tabi’at yang selamat (baik) dan selalu menjaga diri darinya. Apabila pakaian terkena najis  seperti kotoran manusia dan kencing maka harus dibersihkan.
Perlu dibedakan antara najis dan hadats. Najis kadang kita temukan pada badan, pakaian dan tempat. Sedangkan hadats kita temukan pada badan. Najis bentuknya jelas, sedangkan hadats tidak terlihat dan menunjukkan keadaan seseorang.
Ketika ia kentut, ia dalam keadaan hadats kecil. Sedangkan apabila pakaiannya terkena air kencing, maka ia berarti terkena najis. Hadats kecil dihilangkan dengan berwudhu dan hadats besar dengan mandi. Sedangkan najis, asalkan najis tersebut hilang, maka sudah membuat benda tersebut suci.
 Najis yang secara syara’ diartikan sebagai benda yang kotor, ada beberapa, di antaranya : Bangkai, kecuali manusia, ikan dan belalang, Darah, Nanah, segala sesuatu yang keluar dari kubul dan dubur, anjing dan Babi.
Najis secara umum dapat diklasifikasikan menjadi  3 macam,  yakni:
 1. Najis Mukhaffafah (ringan) contohnya air kencing bayi laku-laki yang belum berumur 2 tahun dan belum pernah makan seseuatu kecuali air susu ibunya.
2. Najis Mugallazhah (besar) contohnya najis anjing, babi dan keturunannya.
3.  Najis Mutawassithah (sedang) contohnya najis yang selain dari dua najis tersebut di atas, seperti segala sesuatu yang keluar dari kubul dan dubur manusia dan binatang, kecuali air mani, barang cair yang memabukkan, susu hewan yang tidak halal dimakan, bangkai, juga tulang dan bulunya, kecuali bangkai-bangkai manusia dan ikan serta belalang.
 Istinja’
Istinja’ adalah menghilangkan sesuatu yang keluar dari dubur dan qubul dengan menggunakan air yang suci lagi mensucikan atau batu yang suci dan benda-benda lain yang menempati kedudukan air dan batu.
Ada beberapa tempat yang kita dilarang buang air padanya, di antaranya:
a). Di tempat berteduh dan di jalan umum. [HR. Muslim no. 269]
b). Di bawah pohon yang dimanfaatkan manusia
c). Di sumber air. [HR. Muslim no. 269]
d). Di lubang.

0 comments:

Blog Archive